Jumat, 24 Oktober 2014

UJUB DAN SOMBONG

Ujub adalah sifat yang tercela dan dibenci Allah, yaitu seseorang yang bangga terhadap dirinya dan amalnya.Dan dari Ibnu Mas'ud dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda : 
"Artinya : Tidaklah masuk surga barang siapa yang di dalam hatinya terdapat kesombongan yang sebesar biji dzarah (atom) sekalipun".
 [Hadist Riwayat Muslim bab Imam 91 1/93 dan At-Tirmidzi bab Al-Birru was-shilah 1998-1999 4/360-361]
 Artinya: “Maka masuklah pintu – pintu neraka jahanam kamu kekal didalamnya. Maka amat buruklah tempat orang – orang yang menyombongkan diri.” (QS. An Nahl: 29).

Sikap membanggakan diri, menolak kebenaran dan meremehkan orang lain. 
Macam – Macam ‘Ujub
• Ujub dengan fisiknya
– Merasa dirinya lebih baik, lebih cantik, lebih segala-segalanya.
• Ujub dengan kekuatannya
– Merasa diri lebih kuat hingga tidak perlu bantuan orang lain.
• Ujub dengan intelektualitasnya
– Merasa diri sendiri lebih cerdas dan lebih pintar.
• Ujub dengan nasabnya
– Merasa golongannya lebih baik.
• Ujub dengan hartanya
– Merasa dirinya lebih kaya dan lebih mampu.
• Ujub dengan pendapat yang salah
– Merasa dirinya paling benar meskipun sebenarnya salah.

Berkata Al-Imam Asy-Syafi’i Rahimahullah tentang obat ujub :
“Apabila kamu mengkhawatirkan ujub terhadap amalanmu, maka perhatikanlah; ridho siapa yang kamu cari?, pahala siapa yang kamu harapkan?, hukuman siapa yang kamu takutkan?, kesehatan dan nikmat mana yang kamu syukuri?, dan bencana apa yang kamu ingat?. Sesungguhnya apabila kamu berfikir tentang salah satu dari beberapa perkara ini, pasti menjadi kecil di matamu amalanmu.”
(Ma’alim Fit Tarbiyah Wad Dakwah, Mawa’idh Al-Imam Asy-Syafi’i, Penyusun Sholih Ahmad Asy-Syami, hlm 9, Maktabah Syamilah)Penjelasan:
Ujub adalah sifat yang tercela dan dibenci Allah, yaitu seseorang yang bangga terhadap dirinya dan amalnya.
Al-Imam Asy-Syafi’i Rahimahullah memberikan lima resep untuk mengobati sifat ujub tersebut:
1. Dalam beramal tentu seseorang mencari ridho Allah, dan dia tidak akan mendapatkan ridho Allah apabila ujub terhadap amalnya.
2. Dalam beramal tentu seseorang mengharapkan pahala Allah, dan dia tidak akan mendapatkan pahala Allah apabila ujub terhadap amalnya.
3. Dalam beramal tentu seseorang mengharapkan selamat dari hukuman Allah, dan dia tidak akan selamat dari hukuman Allah apabila ujub terhadap amalnya.
4. Semua amal kita apabila dibandingkan dengan nikmat yang diberikan Allah kepada kita tentu masih lebih banyak nikmat Allah yang kita terima yang harus kita syukuri, padahal kita tidak akan mampu mensyukuri nikmat-nikmat tersebut dengan sebenarnya. Lalu apa yang kita banggakan dari amal kita ?.


5. Berapa banyak bencana yang kita diselamatkan Allah darinya, padahal amal kita tidak seberapa dibanding bencana-bencana yang kita diselamatkan darinya. Lalu apa yang kita banggakan dari amal kita ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar